RSS

Satu lagi Redaktur Egois…

23 Mar

sampai di Jakarta, harus siap mental hadapin tekanan kerjaan lagi..

sesampai di kantor, kudu siap ngadapin email yang satu ini,…

Suci selamat atas acara lamarannya. Semoga berjalan lancar.
sebelumnya saya mohon pengertian untuk menyampaikan beberapa hal.
Hal pertama yang sangat penting dalam dunia pers adalah koordinasi. Di
dalamnya ada aspek komunikasi yang kita mesti jaga agar berjalan baik.
Terkait artikel sosok besar (Amy Grant), saya pikir komunikasi kurang
berjalan optimal. Pada hari Selasa (17/3) atau Rabu (19/3) saya sudah
ingatkan secara langsung saat bertemu di Musholla kantor, giliran Suci
untuk menyusun sosok besar. Tetapi Kamis (19/3) pagi, saya terima SMS yang
intinya: Suci khawatir tidak bisa menyelesaikan tugas ini lantaran ada
acara di medan.
“Saya minta ada yang menggantikan, Pak. Terima kasih
pengertiannya”. Saya balas, intinya tugas tetap harus diselesaikan Suci.
Dari email laporan yang saya terima ttg Amy Grant, saya nilai laporannya
tidak optimal, tidak ready to use. Saya harus melakukan editing cukup
rumit dan riset cukup lama untuk menambahi pertanyaan yang harusnya
berjumlah 9.
Terkait hal ini perlu saya sampaikan beberapa hal:
1. Saya sudah menerima usul anda (via sms–yang atas inisiatif saya, saya
buka diskusi langsung dengan anda) tentang perlunya pembagian tugas SOSOK
BESAR secara bergiliran setiap Sabtu antara anda dengan Titiek–reporter
baru. Dengan demikian, giliran setiap reporter 2 (DUA) MINGGU SEKALI.
—ya iya lah, itu baru koordinasi kerja, bukan hanya satu orang aja yang harus punya tanggung jawab besar. dan itu loh, yang gua gak habis pikir, atasan ini gak jelas-jelas dibilangin kalo jumat aku kudu siapin berita tentang presiden, dan hari lainnya aku kudu siapin berita harian yang itu kadang menyita waktu sampai malam. pengertian dan kerja sama dalam hal membantu reporter itu yang gak ada di dia..yang ada kediktatoran—-
2. Dengan rentang 2 minggu, amat sangat cukup waktu untuk menyiapkan SOSOK
BESAR sehingga tidak ada alasan, misalnya, laporan tidak siap. Saya minta
konsistensi anda untuk memberikan laporan yang baik, sebagaimana sebagian
sudah anda lakukan, setelah usulan tugas bergiliran yang anda usulkan
menjadi komitmen kita.
—kemana aja sih ni orang, gak peka amat sama reporternya. maunya kehendak dia aja yang diturutin, komunikasi emang cum pakai lirik-lirik n senyum-senyum aja. trus bilang “ok..” itu mah perintah bukan komunikasi, tanya kek’ bisa dikerjakan ci..apa ada jadwal mau liburan?—
3. Pesan ini tidak untuk mempengaruhi agenda pribadi anda (lamaran) di
Medan. Sebagaimana anda minta, saya memberikan pengertian atas acara itu.
Sebab, setiap perusahaan, memberikan ruang bagi aktivitas pribadi–sejauh
tidak mengganggu tugas rutin kita. Oleh karena itu saya tidak sekali-kali
mempersoalkan hal itu. Yang ingin saya sampaikan: bagaimana agenda rutin
anda berjalan baik, tetapi tuga anda ttp berjalan optimal.
–bull shit, yang ada loe selalu paksa reporter—
4. Hanya saja, saya tidak paham, mengapa SOSOK BESAR tidak disiapkan sejak
awal? Bukankah ada waktu 2 minggu? Barangkali Anda punya kesibukan rutin
untuk rubrik lain, saya paham. Tetapi bukan alasan untuk tidak optimal
mengerjakan tugas SOSOK BESAR. Saya kira jika alasannya sibuk dengan tugas
lain, kita semua bisa menyusun alasan serupa. Toh, seperti Titiek reporter
baru, bisa mengerjakan dengan baik. Jika ada perencanaan yang baik, saya
kira tugas ini bisa dikerjakan dengan lebih baik.
—enak banget tuh bicaranya, mau apa dikasih berita basi. dia gak masalah cuma ngedit tulisan. yang tercetak kan nama gua..gua kale yang malu kalo ternyata tuh berita basi banget—
5. Soal terminologi “terima kasih atas pengertian dan kerja sama bapak”.
Saya kira “pengertian dan kerja sama” dalam hal ini berlaku timbal balik
bukan? Jadi partner kerja anda bisa memahami anda, sebaliknya, anda juga
dituntut memberikan pengertian kepada rekan kerja anda. Dalam kasus Amy
Grant, anda dan saya saling memberikan pengertian. Salah satu caranya,
ajak bicara (diskusi) saya jika dipandang ada agenda yang bisa
mempengaruhi persiapan pembuatan laporan (mis, sosok besar).
–kapan-kapan loe mau tanya gua?—
6. Selanjutnya, pesan ini semangatnya HANYA agar anda meningkatkan
kualitas kerja yang sudah relatif baik selama ini. Ada hal-2 kecil (selain
soal Amy) yang perlu diperhatikan: Mis, melengkapi sosok kecil 5 (lima)
buah, bukan empat. Atau kelengkapan sosok besar (riwatay hidup), dll.
–ni orang susah amat ya, pendemdam lagi, masalah sosok kecil kan dah jelas..apa sih susahnya di melengkapi?malas amat jadi orang, mending gaji gua aja ditingkatin, loh dikecilin kalo semua tugas redaktuir juga ada digua–
7. Selamat untuk anda dan Agus. Semoga menjadi pasangan yang barokah dan
langgeng.
(ks)
–makasi deh, gua keburu sebal ma loh, satu ya yang perlu diingat gua berusaha untuk mencoba menjalankan tugas dengan baik tetapi etrnyata tidak seperti yang dibayangkan. selaku redaktur (orang tua lah di kantor) seharusnya loh lebih bijaksana, tanya kek ada apa kenapa gak bisa? komunikasi yang lo minta jangan sepihak dong—

 
4 Komentar

Ditulis oleh pada Maret 23, 2008 inci home, reportase

 

4 responses to “Satu lagi Redaktur Egois…

  1. agusdd

    Maret 24, 2008 at 12:56 pm

    ………Hal pertama yang sangat penting dalam dunia pers adalah koordinasi. Di
    dalamnya ada aspek komunikasi yang kita mesti jaga agar berjalan baik.
    ….. Tidak semua orang mengerti soal koordinasi. rata-rata mereka hanya pinter ngomong. maklum orang bawahan selalu ditindas, itu prinsip mereka. tak heran jika tidak maju. wajar kalo tersinggung. kalo aku yang baca juga langsung aku tendang.
    ……… intinya tugas tetap harus diselesaikan Suci.….. ini namanya egois. sok berkuasa. wong sudah jelas di tanggalnya saja masih ada waktu satu hari. lagian pas dihari H alias “deadline” emang dia g bisa berangkat pagi. toh biasanya juga berangkatnya sore dan pulangnya cepet. kalo gt ngapain tugasnya. itu patut dipertanyakan. ?
    ………saya nilai laporannya
    tidak optimal, tidak ready to use.
    …….. haaaaaaa. saya tertawa geli membacanya, emang tugas redaktur ngapain sih. ngedit ato motong ato masukin tulisan ato nglayout ato jadi pengawas ato apa……….???? kok g jelas gt sih…. korektor bahasa kali ya
    ………komentarnya sudah banyak, pada dasarnya saya sepakat. yang perlu dilihat adalah point nomor 4.
    gilaaaaa………. basi tauuuuu……..

     
  2. Tussie

    Maret 25, 2008 at 12:44 pm

    yang sabar ya ci…gw juga pernah ada di posisi lo, lebih parah malah hehehehe…gw tau bgt tuh orang…dan yang paling bikin sebel itu, dia selalu membandingkan kita dengan reporter lain. Padahal beban setiap reporter itu berbeda-beda…dan membandingkan mangga dengan apel adalah salah satu cerminan betapa dia sangat tidak bijaksana dalam memandang persoalan…

    Pendendam? Itu betul banget…setelah gw punya masalah sama dia, sampe sekarang kita ngga pernah tegur-teguran lagi. Waktu lebaran tahun lalu, gw pernah sms dia buat sekedar mengucapkan selamat lebaran dan mohon maaf kalau ada kesalahan…tapi ngga dibales tuh sms gw…hehehehe…tenang aja ci…udah keliatan kok siapa yang berjiwa kerdil…kedewasaan memang ngga ditentukan oleh banyaknya umur…hihihihi…SEMANGAT!!!!

     
  3. Riza

    Maret 26, 2008 at 5:39 am

    Ye….tambah satu lagi korbannya. Welcome to the club. Tussie…sambut tuh.

     
  4. suci

    Maret 30, 2008 at 8:47 am

    ya riz, dari awal dah disambut sama tussie, ku pikir awalnya aku juga ada salahnya, ternyata cerita para korban sama semua ya? hwuihhh, ku doaakan dia yang baik2 aja ah..eh ada yang mau nitip doa sama orang yang lagi teraniaya ini gak? dijamin bakal di dengar tapi gak jamin bakal dikabulkan..haha

     

Tinggalkan Balasan ke suci Batalkan balasan